Konvensi Eropa mengenai Hak Asasi Manusia
Konvensi Eropa mengenai Hak Asasi Manusia telah menyaksikan perubahan besar pada kerangka hukum negara-negara di semua Eropa. Dengan memaksakan kemerdekaan dan kemerdekaan mendasar dalam format yang tidak bisa dilanggar, ia telah membuat sejumlah masalah hukum dan masalah yang mesti ditangani pengadilan dalam upaya menambah hak asasi manusia.
Berbeda dari AS, yang sudah mempertahankan kemerdekaan mendasar melewati konstitusi definitifnya, tidak sedikit negara Eropa terutama Inggris tidak memiliki peraturan yang dikodifikasikan yang sama guna warganya.
Ini kini telah direvolusi oleh ratifikasi Konvensi Eropa (ECHR), yang memutuskan standar primer tertentu yang mesti dijangkau dalam kaitannya dengan setiap warga negara. Dalam tulisan ini, anda akan melihat keunggulan ECHR, dan akibat luasnya terhadap sekian banyak konstitusi di semua Eropa.
Konvensi Eropa mengenai Hak Asasi Manusia didirikan sebagai perjanjian internasional untuk menyerahkan standar perlakuan HAM yang seragam di semua Eropa.
Meliputi kemerdekaan dasar laksana hak guna hidup sampai masalah-masalah rumit laksana hak untuk kemerdekaan dan hak guna menikah, ECHR sudah memiliki akibat yang mengherankan di Eropa baik secara legal maupun politik. Dalam meloloskan undang-undang, pemerintah-pemerintah Eropa mesti menciptakan undang-undang cocok dengan peraturan yang terdapat dalam ECHR.
Ini berarti parlemen dari negara-negara penandatangan terbelenggu oleh pendahulunya untuk menciptakan undang-undang dengan teknik tertentu, yang sudah mengesampingkan sebanyak calon janji dan berarti pembalikan undang-undang nasional tertentu.
Salah satu lokasi di mana ini telah mengakibatkan masalah ialah dalam aborsi. Di samping polemik moralitas abadi, aborsi telah diselenggarakan untuk melanggar hak atas penyediaan kehidupan di negara-negara Eropa tertentu.
Meskipun masih terdapat ruang lingkup besar guna tantangan, ini berpotensi dapat memunculkan masalah di tahun-tahun mendatang sebab semakin tidak sedikit kasus laksana ini diangkut ke pengadilan Eropa. Bidang masalah utama lainnya ialah pernikahan yang berjenis kelamin sama.
Hak universal guna menikah berarti bahwa peraturan apa juga yang menghentikan pernikahan sesama jenis di mana juga di Eropa bisa berpotensi dirasakan ilegal, yang mewajibkan negara guna secara aktif menyelaraskan kembali peraturan mereka ketika ini guna menghindari diskriminasi.
Untuk dalil ini, Inggris, antara lain, telah memungut langkah-langkah proaktif untuk memperbolehkan pernikahan sesama jenis guna menghindari rasa malu dari keputusan publik terhadap mereka.
Ini jelas memunculkan masalah dominasi dan kemerdekaan nasional: negara-negara kini benar-benar terbelenggu oleh prinsip-prinsip 'kebebasan' Eropa, apakah mereka suka atau tidak.
Untungnya pergolakan sosial dan hukum ini bekerja mengarah ke Eropa yang lebih berorientasi kebebasan. Ini pasti saja memakan waktu, dan mengingat kenyataan bahwa ECHR berusia lebih dari separuh abad, dampaknya menjadi semakin jelas saat waktu semakin lama semakin lama dan sebab pengadilan dihadapkan dengan tantangan-tantangan canggih yang terletak dalam konteks peraturan ECHR asli.
Di samping itu, Konvensi Eropa mengenai Hak Asasi Manusia secara teratur dimodernisasi dan diamandemen untuk menyerahkan konstitusi yang teguh untuk warga negara sambil menjaga fleksibilitas guna beradaptasi dengan kondisi kontemporer.
Meskipun ECHR dan peraturan yang terdapat di dalamnya sudah menghadapi tentangan keras sepanjang hidup mereka, mayoritas sekarang bakal setuju bahwa tingkat kepastian pribadi yang diserahkan oleh kemerdekaan mendasar ini menciptakan kualitas hidup yang lebih baik dan meminimalisir ruang lingkup diskriminasi dan prasangka di semua Eropa .
Berbeda dari AS, yang sudah mempertahankan kemerdekaan mendasar melewati konstitusi definitifnya, tidak sedikit negara Eropa terutama Inggris tidak memiliki peraturan yang dikodifikasikan yang sama guna warganya.
Ini kini telah direvolusi oleh ratifikasi Konvensi Eropa (ECHR), yang memutuskan standar primer tertentu yang mesti dijangkau dalam kaitannya dengan setiap warga negara. Dalam tulisan ini, anda akan melihat keunggulan ECHR, dan akibat luasnya terhadap sekian banyak konstitusi di semua Eropa.
Konvensi Eropa mengenai Hak Asasi Manusia didirikan sebagai perjanjian internasional untuk menyerahkan standar perlakuan HAM yang seragam di semua Eropa.
Meliputi kemerdekaan dasar laksana hak guna hidup sampai masalah-masalah rumit laksana hak untuk kemerdekaan dan hak guna menikah, ECHR sudah memiliki akibat yang mengherankan di Eropa baik secara legal maupun politik. Dalam meloloskan undang-undang, pemerintah-pemerintah Eropa mesti menciptakan undang-undang cocok dengan peraturan yang terdapat dalam ECHR.
Ini berarti parlemen dari negara-negara penandatangan terbelenggu oleh pendahulunya untuk menciptakan undang-undang dengan teknik tertentu, yang sudah mengesampingkan sebanyak calon janji dan berarti pembalikan undang-undang nasional tertentu.
Salah satu lokasi di mana ini telah mengakibatkan masalah ialah dalam aborsi. Di samping polemik moralitas abadi, aborsi telah diselenggarakan untuk melanggar hak atas penyediaan kehidupan di negara-negara Eropa tertentu.
Meskipun masih terdapat ruang lingkup besar guna tantangan, ini berpotensi dapat memunculkan masalah di tahun-tahun mendatang sebab semakin tidak sedikit kasus laksana ini diangkut ke pengadilan Eropa. Bidang masalah utama lainnya ialah pernikahan yang berjenis kelamin sama.
Hak universal guna menikah berarti bahwa peraturan apa juga yang menghentikan pernikahan sesama jenis di mana juga di Eropa bisa berpotensi dirasakan ilegal, yang mewajibkan negara guna secara aktif menyelaraskan kembali peraturan mereka ketika ini guna menghindari diskriminasi.
Untuk dalil ini, Inggris, antara lain, telah memungut langkah-langkah proaktif untuk memperbolehkan pernikahan sesama jenis guna menghindari rasa malu dari keputusan publik terhadap mereka.
Ini jelas memunculkan masalah dominasi dan kemerdekaan nasional: negara-negara kini benar-benar terbelenggu oleh prinsip-prinsip 'kebebasan' Eropa, apakah mereka suka atau tidak.
Untungnya pergolakan sosial dan hukum ini bekerja mengarah ke Eropa yang lebih berorientasi kebebasan. Ini pasti saja memakan waktu, dan mengingat kenyataan bahwa ECHR berusia lebih dari separuh abad, dampaknya menjadi semakin jelas saat waktu semakin lama semakin lama dan sebab pengadilan dihadapkan dengan tantangan-tantangan canggih yang terletak dalam konteks peraturan ECHR asli.
Di samping itu, Konvensi Eropa mengenai Hak Asasi Manusia secara teratur dimodernisasi dan diamandemen untuk menyerahkan konstitusi yang teguh untuk warga negara sambil menjaga fleksibilitas guna beradaptasi dengan kondisi kontemporer.
Meskipun ECHR dan peraturan yang terdapat di dalamnya sudah menghadapi tentangan keras sepanjang hidup mereka, mayoritas sekarang bakal setuju bahwa tingkat kepastian pribadi yang diserahkan oleh kemerdekaan mendasar ini menciptakan kualitas hidup yang lebih baik dan meminimalisir ruang lingkup diskriminasi dan prasangka di semua Eropa .
Post a Comment for "Konvensi Eropa mengenai Hak Asasi Manusia"